ABSTRAK
Indonesia memiliki ratusan suku dengan ratusan keunikan budaya, yang masing telah sejak lama menjalin hubungan dengan tumbuhan alam khususnya dalam pemanfaatannya sebagai obat. Namun sayang pengetahuan tentang pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat tersebut belum terdokumentasi secara baik, bahkan cenderung menghilang seiring dengan meninggal generasi yang tua. Penelitian tentang tumbuhan berkhasiat obat di Taman Wisata Alam (TWA) Klamono ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat dan pola pemanfaatanya oleh masyarakat suku Kalabra. Penelitian yang berlangsung selama 7 hari, berhasil mendata 27 jenis tumbuhan berkhasiat obat yang biasa dimanfaatkan oleh Suku Kalabra di TWA Klamono, Sorong. Hasil ini diharapkan akan merangsang penelitian lebih lanjut, yang lebih mendalam.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki ratusan suku dengan ratusan keunikan budaya. Tiap-tiap suku di Indonesia memiliki pola keragaman tertentu terhadap pemanfatan tumbuhan (Asyari, 2004). Pemanfaatan tumbuhan tersebut ada yang dimanfaatkan secara langsung dan ada yang memanfaatkan secara tidak langsung. Di Indonesia masih terdapat suku-suku pedalaman yang masih memanfaatkan tumbuhan secara langsung.
Banyak pengetahuan tentang tumbuhan obat yang dimiliki masyarakat Indonesia yang belum didokumentasikan. Hal ini sangat disayangkan karena pengetahuan ini merupakan warisan yang bernilai sangat tinggi. Obat-obat modern yang kita kenal saat ini sebagian besar merupakan hasil penelitian lanjut dari pengetahuan tradisional. Inventarisasi tumbuhan obat ini, diharapkan dapat menjadi salah satu data base yang dapat merangsang adanya penelitian lebih lanjut, yang lebih mendalam sehingga pengetahuan tersebut dapat dimanfaatkan secara praktis.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
- Mengetahui jenis-jenis tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan masyarakat adat Suku Kalabra di TWA Klamono.
- Mengetahui pola pengolahan dan pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh Suku Kalabra di TWA Klamono.
METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
Kegiatan ini dilakukan selama 6 (enam) hari, pada tanggal 4 9 Mei 2007. Penelitian ini difokuskan pada Taman Wisata Alam (TWA) Klamono.
B. Kondisi Umum Lokasi
TWA Klamono seluas 1.909,37 Ha ditetapkan sebagai kawasan konservasi berdasarkan SK Menteri Kehutanan 219/Kpts-II/1993 tanggal 27 Maret 1993. Secara geografis TWA Klamono terletak antara 131º 08' 00” BT sampai 131º 21' 30” BT dan 1º 04' 00” LS sampai 1º 08' 00” LS, sedangkan secara administrasi pemerintahan terletak di Desa Klamono, Distrik Klamono, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat.
Sebagian besar kawasan TWA Klamono berupa tegakan hutan primer, dimana tumbuh-tumbuhan yang terdapat di dalamnya masih asli berasal dari anakan ataupun biji tanpa campur tangan manusia. Beberapa jenis tumbuhan kayu yang terdapat di dalam kawasan ini antara lain : Kayu Besi (Intsia bijuga), Kayu Lawang (Cinamongun culilawang), Matoa (Pometia spp), Nyatoh (Palaquium spp) dan lainnya. Selain berbagai jenis tumbuhan, di kawasan juga terdapat jenis-jenis satwa seperti Kakatua Raja (Probosciger naterimus), Nuri Kepala Hitam (Lorius lory), Burung Kasuari (Casuarius casuarius), Cenderawasih Kecil (Paradisiae minor) dan jenis lainnya.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat Suku Kalabra dalam bahasa lokal. Sebelum melakukan inventarisasi tumbuhan obat, dilakukan pendekatan terhadap masyarakat lokal. Pendekatan terhadap masyarakat lokal dilakukan dengan metode wawancara semi structural. Wawancara semi structural adalah wawancara dengan menggunakan sedikit catatan penuntun sebagai pembantu wawancara agar wawancara lebih efesien. Selain pendekatan terhadap masyarakat, wawancara juga dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai ada-tidaknya pengetahuan masyarakat terhadap jenis-jenis tumbuhan obat, ada-tidaknya yang ahli dalam pengenalan jenis tumbuhan tersebut dan lainnya.
Wawancara diarahkan untuk mengetahui pola pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Suku Kalabra. Hal-hal yang dipertanyakan dalam wawancara adalah nama jenis tumbuhan obat (nama lokal), habitus tumbuhan obat, khasiat tumbuhan obat, bagian tumbuhan yang digunakan, cara penggunaan tumbuhan obat, dan bagaimana pengolahannya sehingga jadi obat. Untuk lebih memudahkan pencatatan data tersebut, data-data yang akan ditanyakan dibuat dalam bentuk tabulasi.
Data tumbuhan obat diperoleh dengan membuat line transek di dalam kawasan, line transek dibuat dengan mengikuti jalan setapak yang sudah terdapat di dalam kawasan. Di sepanjang transek dilakukan inventarisasi semua jenis tumbuhan obat yang ditemui berdasarkan pengenalan masyarakat local.
D. Metode Analisa Data
Data yang diperoleh saat wanwancara kemudian dikompolasikan dan dokimbinasikan dengan data lapangan. Data yang ada kemudian dianalisis dengan menggunakan metode diskriptif kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah tumbuhan obat yang berhasil diinventarisasi di Hutan TWA Klamono sebanyak 26 (dua puluh enam) jenis (lihat tabel 1.). Penamaan tiap jenis tumbuhan tersebut diidentifikasi berdasarkan nama daerah yang dipakai oleh Suku Kalabra.
Penggunaan beberapa jenis tumbuhan obat masih disertai dengan pembacaan mantera-mantera sebagai bagian dari upacara pengobatan terhadap penyakit-penyakit tertentu. Pembacaan mantera dilakukan pada penyakit-penyakit yang dianggap cukup sulit untuk disembuhkan dengan pengobatan biasa.
Tiap tiap jenis tumbuhan obat memiliki khasiat tertentu untuk menyembuhkan penyakit. Kegunaan dari tiap tumbuhan tersebut dipaparkan lebih deskriftif berikut ini.
1. Tali Halaleng
Tumbuhan liana ini dapat berkembang hingga mencapai diameter lebih dari 5 cm, berkhasiat untuk menyembuhkan sakit perut, diare, dan sakit pada tubuh bagian belakang. Sakit perut ang dimaksud adalah segala penyakit yang menggangu perut yang menyebabkan rasa sakit pada perut. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah batang yang sudah tua dan mengandung air berwarna putih. Cara penggunaanya batang yang sudah tua dipotong, lalu air yang keluar dari batang tersebut diminum.
2. Gohi
Gohi diyakini memiliki khasiat sebagai penyembuh sakit mag. Sakit mag diidentifikasikan dengan keluhan rasa perih pada perut si penderita. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun. Daun yang sudah dipilih dipanaskan dalam api sampai terlihat layu, lalu daun tersebut dimakan. Selain dipanaskan, daun gohi juga dapat dimasak dengan menggunakan ramuan lain, lalu dimakan.
3. Palem Hutan
Palem hutan memiliki khasiat sebagai penambah stamina tubuh yang sedang lemah akibat baru sembuh dari sakit maupun kelelahan setelah bekerja keras. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah batang tumbuhan yang sudah cukup besar. Batang tumbuhan dipotong, lalu dikupas sehingga tinggal bagian batang yang lunak. Bagian yang lunak ini dimakan sebagai obat penambah stamina tubuh.
4. Gedi
Tumbuhan obat jenis ini diyakini memiliki khasiat untuk mengatasi sembelit akibat pola makan yang kekurangan serat. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daun. Daun yang akan digunakan sebagai obat direbus lalu airnya diminum oleh penderita sembelit. Selain direbus, daun juga bisa dimasak lalu dimakan.
5. Kowon
Tumbuhan obat ini dipercayai memiliki khasiat sebagai penyembuh penyakit sariawan atau luka-luka pada bibir. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai “penyembuh” adalah daun. Daun ditumbuk (digiling) sampai halus lalu air hasil gilingan tersebut diambil dan dioleskan pada luka.
6. Daun Gatal
Tumbuhan perdu ini sangat dikenal di masyarakat Papua, berkhasiat untuk menghilangkan rasa capek-capek pada tubuh. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daunnya. Tumbuhan ini memiliki duri-duri atau bulu-bulu halus yang jika terkena tubuh terasa gatal dan pedih. Cara penggunaannya adalah dengan menggosok-gosokkan daun keseluruh tubuh hingga merata. Tubuh akan terasa gatal dan perih selama beberapa menit. Pada masa ini, diharap tidak menggaruk-garuk tubuh sehingga tidak menimbulkan luka. Setelah beberapa menit, rasa gatal dan perih akan hilang diganti dengan rasa nyaman pada bagian tubuh yang sudah digosok daun gatal tersebut.
7. Dan Las
Tumbuhan obat ini banyak digunakan sebagai perawatan bagi ibu-ibu yang baru melahirkan. Tumbuhan ini dipercaya dapat mengeluarkan sisa-sisa darah kotor yang ada di dalam rahim ibu-ibu yang baru melahirkan. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun tumbuhan tersebut dipanaskan di dalam api sampai kelihatan layu. Daun yang sudah layu dioleskan dan diusap secara lembut pada perut ibu tersebut.
8. Kayu Susu
Kayu susu (Alstonia scholaris) memiliki khasiat untuk menyembuhkan sakit malaria dan paru-paru. Bagain tumbuhan yang digunakan sebagai obat sakit malaria adalah kulitnya yang terasa pahit. Kulit kayu dibersihkan dengan pisau, lalu bagian yang sudah bersih dikerik. Hasil kerikan kulit tersebut dimakan. Rasa kulit kayu yang pahit diyakini sebagai obat malaria. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat bagi sakit paru-paru adalah kulit batangnya. Kulit batang yang akan digunakan dibersihkan dengan pisau, lalu kulit batang yang sudah dibersihkan dikerik dengan pisau. Hasil kerikan direbus dengan air sampai mendidih, kemudian air hasil rebusan diminum oleh penderita.
9. Diara
Tumbuhan Diara digunakan sebagai penyembuh sakit tubuh bagian belakang (punggung dan pinggang belakang). Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun dipanaskan di dalam api sampai daun terlihat layu. Daun yang sudah layu ini dipukul-pukul atau digosok-gosok pada bagian tubuh yang sakit.
10. Yowon
Khasiat dari tumbuhan ini adalah sebagai obat untuk mengatasi rasa sakit yang menusuk-nusuk pada dada. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah kulit batang. Kulit batang dibersihkan, lalu dikerik dengan pisau. Hasil kerikan dimasukkan dalam bungkusan daun berbentuk corong. Air dialirkan dari corong atas lalu air hasil saringan corong tersebut diminum.
11. Tali Kuning
Tumbuhan obat ini merupakan jenis yang dapat menyembuhkan segala penyakit, mungkin khasiat tumbuhan ini sama dengan tumbuhan buah merah. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah batangnya. Batang tumbuhan ini dipukul-pukul, lalu batang tersebut direbus dengan air. Air hasil rebusan tersebut merupakan obat yang dapat diminum.
12. Omsrohoin
Omsrohoin merupakan tumbuhan liana yang dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit bisul. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah batangnya. Batang tumbuhan ini dipotong, lalu air yang keluar dari dalam batang diminum oleh penderita.
13. Sibir
Khasiat tumbuhan obat jenis ini adalah untuk menyembuhkan sakit akibat gigitan lipan. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun-daun yang sudah dibersihkan dengan air ditumbuk/digiling sampai halus, lalu daun tersebut ditempelkan pada luka bekas gigitan lipan.
14. Alwand
Tumbuhan ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun-daun yang sudah dipilih ditumbuk/digiling, dicampur dengan minyak tanah, sampai halus. Daun hasil tumbukan/gilingan tersebut dioleskan pada luka kulit.
15. Kebeles
Tumbuhan berkayu ini dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit maag dan juga perawatan bagi ibu-ibu setelah melahirkan. Tumbuhan ini dapat mengeluarkan sisa-sisa darah kotor dari rahim ibu yang baru melahirkan.
Bagian tumbuhan ini yang digunakan sebagai obat adalah daunnya, terutama daun-daun yang masih muda. Daun-daun tersebut ditumbuk/digiling sampai halus, lalu diperas hingga mengeluarkan air. Air tersebut diminum oleh penderita penyakit mag dan ibu-ibu yang baru melahirkan.
16. Yaden
Khasiat dari tumbuhan obat ini adalah untuk menyembuhkan penyakit diare yang mengandung darah. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah kulit batangnya. Kulit batang dibersihkan dengan pisau lalu bagian yang sudah bersih dikerik dengan pisau. Hasil kerikan dimasukkan ke dalam daun lalu diperas dan airnya ditampung lalu diminum oleh enderita.
17. Liat
Tumbuhan Liat ini dipercaya memiliki khasiat sebagai obat untuk menyembuhkan rasa sakit-sakit pada badan. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah kulit batangnya. Kulit dibersihkan, lalu bagian yang sudah dibersihkan dikerik dengan pisau. Hasil kerikan dikumpulkan lalu disiram dengan air panas. Hasil kerikan yang masih hangat tersebut dimasukkan ke dalam kain, lalu kain berserta hasil kerikan tersebut dipakai sebagai alat urut.
18. Mrampien
Tumbuhan berkayu ini dipakai sebagai perawatan bagi ibu-ibu yang baru melahirkan. Bagian yang digunakan adalah daun dengan cara memanaskannya di dalam api sampai layu. Daun-daun yang sudah layu tersebut ditempelkan pada perut ibu yang baru melahirkan. Pemberian daun tersebut dipercaya dapat memulihkan kekuatan si ibu yang banyak terkuras setelah melahirkan.
19. Slang
Tumbuhan berhabitus pohon ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit tuli. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun tumbuhan tersebut dipanaskan di dalam api sampai terlihat layu. Daun yang sudah layu dimasukkan ke dalam telinga penderita tuli.
20. Langsat
Tumbuhan buah yang sudah dikenal luas oleh masyarakat ni selain buahnya, masyarakat suku kalabra, juga memanfaatkannya sebagai obat penyakit malaria. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah kulit batangnya. Sama seperti kayu susu, kulit yang memiliki rasa pahit diyakini dapat menyembuhkan penyakit malaria. Kulit tumbuhan ini direbus dengan air sampai mendidih, lalu airnya diminum oleh penderita.
21. Hewi
Tumbuhan obat jenis ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit kulit, seperti gatal-gatal, kudis dan lainnya. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah getahnya. Getah diperoleh dari batang pohon yang dideres. Getah tersebut dioleskan pada luka kulit.
22. Kalhen
Tumbuhan berhabitus perdu ini diyakini memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit paru-paru basah. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Daun-daun yang sudah dipilih direbus dengan air sampai mendidih. Air hasil rebusan tersebut diberikan kepada penderita penyakit paru-paru basah untuk diminum.
23. Gelobak
Tumbuhan herba ini diyakini memiliki khasiat untuk menolong orang yang digigit ular. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah akarnya. Akar tersebut dibersihkan lalu digosok-gosokan (dengan ditekan) pada bekas luka gigitan sampai darah yang terinfeksi bisa ular tersebut keluar.
24. Koyok
Tumbuhan berhabitus pohon ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan tubuh bagian belakang yang terasa sakit. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat adalah kulit batang. Kulit batang tersebut dibersihkan, lalu dikerik. Hasil kerikan dimasukkan ke dalam di dalam daun lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit.
25. Ainsa
Tumbuhan berhabitus perdu ini digunakan oleh masyarakat kalabra untuk menyembuhkan luka akibat terkena benda-benda tajam. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daunnya. Daun-daun yang sudah dipilih ditumbuk sampai halus/hancur lalu ditempelkan pada luka.
26. Tali Licin
Tumbuhan liana ini digunakan untuk menyembuhkan luka akibat terkena benda-benda tajam. Selain itu, tumbuhan obat jenis ini juga digunakan oleh masyarakat kalabra untuk memperlancar proses persalinan bagi ibu-ibu yang akan melahirkan.
Bagian yang digunakan untuk menyembuhkan luka akibat benda tajam adalah getahnya. Getah diperoleh dari batang yang dipotong. Getah tersebut dioleskan pada luka sehingga luka itu menjadi kering. Bagian yang dipakai untuk memperlancar proses persalinan pada ibu-ibu yang akan melahirkan adalah batangnya. Batang tumbuhan ditumbuk/digiling sampai halus, lalu dioleskan pada perut ibu tersebut.
PENUTUP
Pengetahuan masyarakat suku kalabra tentang tumbuhan obat merupakan salah satu kekayaan yang patut kita pelihara. Pencatatan yang sistematis dan lengkap sangat perlu dilakukan agar pengetahuan tersebut tidak hilang sehingga kelak kita dapat mewariskannya kepada generasi yang akan datang. Perlu dilakukan penelitian terhadap kandungan zat kimia yang terdapat pada tumbuhan-tumbuhan obat tersebut, sehingga dapat diketahui apakah tumbuhan obat ini benar-benar mengandung zat aktif yang dapat menyembuhkan penyakit tertentu.
Taman Wisata Alam Klamono, merupakan salah satu kawasan yang memiliki fungsi sebagai kawasan pelestarian alam, ternyata memiliki potensi sebagai penyedia tumbuhan obat yang masih digunakan oleh masyarakat suku kalabra. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang nilai potensi dari tumbuhan obat tersebut, sehingga dikemudian hari data tersebut dapat digunakan sebagai salah satu database yang dapat digunakan untuk menentukan arah kebijakan pengelolaan kawasan.
Daftar Pustaka
- Asyari R. 2004. Analisa Vegetasi (makalah dalam Buku Panduan Kegiatan Magang Calon Pegawai Negeri Sipil Departemen Kehutanan di Taman Nasional). Departemen Kehutanan dan CTRC. Jakarta.
- Mac Kinnon, J. Dkk. 1990. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
- Zuhud. Dkk. 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor.
Oleh : Yuna Brata Purba, S.Hut dan Muhammad Wahyudi, S.Hut
selamat malam,
BalasHapusini data penelitiannya pada tahun berapa ya..?
boleh saya di kiri soft copynnya..?