PENDAHULUAN
Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas masyarakat menuju ke arah kemandirian. Strategi yang digunakan adalah dengan penguatan kelembagaan masyarakat dan pendampingan.
Salah satu upaya pendampingan tersebut adalah dengan membina Kelompok atau Perkumpulan Pecinta Alam. Kelompok Pecinta Alam lebih banyak dikenal dalam lingkungan generasi muda, khususnya para pelajar dan mahasiswa. Melalui wadah tersebut, mereka melakukan kegiatan rekreasi dan mencari tantangan atau petualangan di alam bebas.
Perkumpulan para pecinta alam tersebut kemudian disebut dengan Kelompok Pecinta Alam yang sebagian besar anggotanya dari kaum generasi muda yang tumbuh dan berkembang secara swadaya dengan aktivitas yang berbeda-beda.
Kelompok Pecinta Alam (KPA) ini pada umumnya merupakan generasi muda, sebagai sumberdaya manusia yang potensial, dan perlu mendapat perhatian serta bimbingan. Bimbingan kepada KPA mutlak diperlukan agar potensinya dapat meningkat dan berkembang, guna mendukung program pembangunan nasional khusunya bidang pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Sebagai komponen generasi muda, KPA mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang program kegiatan pelestarian alam dan lingkungan hidup, oleh sebab itu pembinaan cinta alam ini dipandang sangat strategis dalam meningkatkan peran generasi muda melalui kegitan bina cinta alam.
Pembinaan Kelompok Pecinta Alam merupakan salah satu bentuk pendidikan konservasi non formal yang bertujuan meningkatkan pengetahuan para pecinta alam tentang kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, selanjutnya diharapkan mau berperan dan ikut membantu menyebarluaskan kegiatan konservasi diharapkan mau berperan dan ikut membantu menyebarluaskan kegiatan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pembinaan Kelompok Pecinta Alam juga merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam rangka membina masyarakat untuk lebih mencintai alam dan lingkungannya, serta secara tidak langsung sebagai media penyebarluasan informasi.
Kelompok Pecinta Alam adalah sekelompok orang/anggota masyarakat yang mempunyai minat atau hobi di bidang Cinta Alam yang dalam kegiatannya ikut membantu dalam perlindungan hutan konservasi alam. Pelajar Pecinta Alam adalah sekelompok pelajar SMA/SMK yang tergabung dalam suatu Organisasi Pelajar Pecinta Alam yang bergerak dibawah bendera OSIS yang mempunyai minat atau hobi di bidang cinta alam yang dalam kegiatannya ikut membantu dalam perlindungan hutan konservasi.
PEMBINAAN PELAJAR PECINTA ALAM
Perkumpulan Pecinta Alam pertama kali berdiri di Indonesia pada tanggal 22 Juli 1912 di Bogor yang bernama “Nederlandsch Indische Vereeniging Tot Natuurbescherming” pada zaman Hindia Belanda, dan sebagai ketua pertama adalah Dr.S.H. Koordes. Perkumpulan ini diberi hak sebagai Badan Hukum. Pada tahun 1913 perkumpulan ini mengusulkan 12 lokasi agar dipertahankan sebagai Cagar Alam, yaitu beberapa Danau di Banten, Pulau Krakatau, Kawah Papandayan, Semenanjung Ujung Kulon, Pulau Panaitan, Laut Pasir Bromo, Pulau Nusa Barung, Semenanjung Purmo dan Kawah Ijen.
Berdasarkan Perjanjian kerjasama antara Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga tanggal 21 Juli 1986 Nomor 28/Kpts/Dj-VI/1986 (68/kep/VII/1986) tentang Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda Pecinta Alam (Komisi Gempala) dan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor SK.45/IV-Set/HO/2006 tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Pecinta Alam.
Oleh karena itu demi mensukseskan dan mewujudkan cita-cita konservasi dan turut serta melahirkan generasi muda yang memiliki jiwa-jiwa konservasi maka Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua Barat pun juga melakukan pembinaan terhadap Kelompok Pecinta Alam di Kota Sorong dengan sasaran para pelajar SMA/SMK, dimana mereka menyebutnya sebagai Pelajar Pecinta Alam (PAPALA).
Hingga saat ini telah terbentuk 6 (enam) organisasi PAPALA yang berada di kota Sorong diantaranya adalah PAPALA Turangga (SMKN 1 Sorong), PAPALA Agathis (SMAN 1 Sorong), PAPALA Raflesia (SMAN 2 Sorong), PAPALA Intsia (SMAN 3 Sorong), PAPALA Eugenia (SMKN 3 Sorong) dan PAPALA Stargaizer (MAN Model Sorong). Dan semua PAPALA tersebut tergabung dalam satu wadah persatuan PAPALA yang bernama Himpunan Pelajar Pecinta Alam Kota Sorong (HPKS).
Himpunan Pelajar Pecinta Alam Kota Sorong (HPKS) merupakan suatu organisasi atau wadah berkumpulnya para pelajar pecinta alam kota Sorong yang memiliki satu visi dan misi yaitu konservasi untuk kehidupan. HPKS merupakan koordinator organisasi PAPALA yang berada di kota Sorong dalam mengemban tugas-tugas konservasi dan terus memonitoring serta mengevaluasi segala perkembangan kegiatan-kegiatan PAPALA kota Sorong dan turut serta membantu Balai Besar KSDA Papua Barat dalam menciptakan dan menumbuh kembangkan kader-kader konservasi yang terampil dan handal dalam mencapai cita-cita mulia konservasi.
Sejak dikukuhkan dan dilantik oleh Ibu Wakil Walikota Sorong Ibu Hj. Baesara Wael, S.Sos pada tanggal 1 Maret 2008 di Puncak Metro dan dengan telah diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Sorong dan Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat Nomor : 660.1/163 dan Nomor : SK.235/IV-18/KSDA.PB-3/2008 tanggal 29 Februari 2008 tentang Organisasi Himpunan Pelajar Pecinta Alam Kota Sorong Periode 2008/2009 dan dengan telah diterbitkannya pula Surat Keputusan Bersama (SKB) Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Sorong dan Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat Nomor : 427/182 dan Nomor : SK.57/IV-18/KSDA.PB-1/2009 tanggal 11 Maret 2009 tentang Organisasi Himpunan Pelajar Pecinta Alam Kota Sorong Periode 2009/2011. HPKS pun mulai bergerak dan menjalankan sejumlah kegiatan-kegiatan yang telah termuat dalam rencana kerja HPKS selama periode 2008/2009 dan periode 2009/2011.
Beranekaragam kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan diantaranya adalah turut serta dalam mensukseskan kegiatan Hari Menanam Nasional dan Hari Bhakti Rimbawan yang ke-26 dengan turut serta melakukan aksi penanaman “one man pne tree” dengan lokasi penanaman di Mariat Pantai, Malawor, Puncak Metro dan KM.16 Sorong.
Selain itu dalam rangka meningkatkan kreativitas, wawasan, pengetahuan, pembinaan mental dan fisik para PAPALA, HPKS pun telah menyelenggarakan Lomba dalam rangka Gebyar Lingkungan Hidup. Adapun jenis-jenis lomba yang diperlombakan adalah Lomba Cerdas Cermat Lingkungan, Lomba Menanam Pohon, Lomba Melukis Alam dan Lomba Lintas Alam. Perlombaan ini diikuti oleh seluruh PAPALA di kota Sorong.
Dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 April 2009, HPKS pun telah menyelenggarakan Perkemahan Gabungan PAPALA seKota Sorong, dan turut serta dihadiri Balai Besar KSDA Papua Barat dan KPA Tambrau sebagai wujud dukungan dalam mensukseskan setiap kegiatan-kegiatan para pecinta alam.
Jika telah kami uraikan beberapa kegiatan-kegiatan HPKS dan PAPALA tersebut diatas yang dapat berjalan sukses, bukan berarti tidak dijumpai kendala di lapangan, diantaranya adalah :
- Masih kurangnya dukungan dari pihak sekolah terhadap kegiatan-kegiatan PAPALA yang nota bene setiap kegiatan PAPALA selalu bertujuan konservasi.
- Masih minimnya dukungan dana dari pihak terkait dalam mensukseskan setiap kegiatan-kegiatan HPKS dan PAPALA, sehingga dana yang diperoleh hanya bersumber dari iuran rutin anggota PAPALA maupun HPKS.
Melihat banyaknya kawasan konservasi yang berada dalam wilayah pengelolaan Balai Besar KSDA Papua Barat terutama kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Sorong KM.14 Sorong yang masih banyak membutuhkan pengelolaan kawasan secara intensif, maka seharusnya kita dapat mengerahkan para anggota PAPALA maupun HPKS untuk turut serta membantu Balai Besar KSDA Papua Barat dalam melakukan pengelolaan Taman Wisata Alam Sorong tersebut sehingga selain manfaat dapat terkelolanya TWA Sorong dapat pula memberikan pendidikan kepada setiap anggota PAPALA maupun HPKS akan pentingnya keberadaan hutan dan lingkungan yang lestari.
Dengan Motto “Konservasi Untuk Kehidupan” PAPALA dengan penuh semangat dan kebanggaan menjadi ujung tombak para generasi muda dalam mewujudkan cita-cita konservasi siap mengangkat bendera konservasi dan mengibarkannya demi perjuangan menuju konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang lestari.
Pembinaan generasi muda untuk menjadikan generasi penerus yang dapat diandalkan di masa depan terutama dalam bidang konservasi merupakan tanggung jawab kita bersama. Karena merekalah cikal bakal penerus perjuangan Satria-Satria KSDA dalam mewujudkan konservasi untuk kehidupan.
Sebagai wujud perhatian yang serius dalam pembinaan para generasi muda yang tergabung dalam PAPALA maupun HPKS maka Bapak Drs. Trisnu Danisworo, M.S. Kepala Balai Besar KSDA Papua Barat telah menciptakan yel-yel Satria KSDA, berikut yel-yel nya:
SATRIA KSDA
Satria KSDA…
Konservasi 3X…
Satria KSDA…
Aman 3X…
Satria KSDA…
Lestari 3X…
Satria KSDA…
Sejahtera 3X…
Satria KSDA…
Yes !!!
Untuk itu mari kita bersama-sama berpegangan tangan dan saling merangkul dengan para anggota PAPALA maupun HPKS untuk bersama-sama dalam memperjuangkan cita-cita konservasi demi kehidupan kedepan yang lebih baik lagi.
SALAM LESTARI…
Oleh : Dony Yansyah
Artikelnya sangat bagus, Sudah Di Shared
BalasHapusCoba baca juga artikel menarik lainnya :
Agen SBOBET
Parlay Bola Jalan
Agen Poker IDN
Casino GD88
DAFTAR CASINO GD88
Mengatasi Ayam Keracunan Dengan Cara Tepat
BalasHapusMenggunakan Cuka Apel Sebagai Alternatif Pengobatan