Selamat Datang di Buletin Konservasi Kepala Burung (Bird's Head) Blog "sebuah Blog yang berisi artikel-artikel seputar konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dan merupakan media informasi, komunikasi, sosialisasi antar sesama rimbawan dalam menegakkan panji-panji Konservasi..."
Bagi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri/Rekan-Rekan Sekalian yang ingin menyampaikan artikelnya seputar Konservasi atau ingin ditampilkan pada Blog ini, dapat mengirim artikel tersebut ke Email Tim Redaksi Buletin : buletinkepalaburung@gmail.com atau ke Operator atas nama Dony Yansyah : dony.yansyah@gmail.com

Sabtu, 29 Januari 2011

1% Yang Menentukan Dalam Siklus Hidup Penyu (Edisi 6)


Penyu dewasa melakukan perkawinan pada perairan dangkal dekat pantai peneluran, atau habitat yang biasa untuk mencari makan (Carr 1954 cit. Witzell 1983; Zamani 1996 cit. Mulyono 2000). Penyu jantan akan terlihat dengan satu atau beberapa penyu betina pada masa kawin (Bustard 1972). Perkawinan biasanya dilakukan pada pagi hari atau saat matahari akan muncul. Perkawinan mereka terjadi di lepas pantai 1-2 bulan sebelum peneluran pertama pada musim tersebut. 

Saat kawin, penyu jantan berada di punggung penyu betina dengan jalan mencengkeram bahu betina dengan kuku yang terdapat pada flipper depan. Waktu yang dibutuhkan mulai bercumbu hingga selesai kopulasi kurang lebih 4-6 jam. Kopulasi dilakukan dengan pasangan yang berbeda-beda selama musim kawin. 

Penyu betina menyimpan sperma yang diperoleh dari beberapa jantan di dalam tubuh mereka untuk membuahi 3-7 kumpulan telur (nantinya menjadi 3-7 sarang) yang akan ditelurkan pada musim tersebut, dengan selang waktu 2 minggu. Hanya penyu betina yang akan naik ke pantai untuk bertelur. Biasanya waktu yang dipilih adalah malam hari karena suhu lebih dingin dan sedikit pemangsa. Penyu bertelur berkisar antara 75-195 butir telur, dengan kedalaman sarang 30-60 cm. Setelah meletakkan telurnya penyu menutup lubang sarang dengan pasir menggunakan sirip belakangnya, kemudian menimbun lubang badan dengan keempat siripnya dan kembali ke laut. Proses ini terjadi kurang lebih selama 1-2 jam. 

Seekor penyu jantan melakukan kopulasi dengan beberapa ekor betina, setelah melakukan kopulasi penyu jantan akan bermigrasi ke feeding ground.  Penyu betina melakukan aktivitas tidak jauh dari pantai peneluran. Beberapa minggu setelah kopulasi, penyu betina menuju daratan untuk bertelur. Setelah bertelur, penyu betina akan kembali kelaut (Nuitja 1992).

Limpus (1985) juga menjelaskan bahwa setelah telur penyu menetas, tukik akan keluar dari sarang dan bergerak menuju laut. Selanjutnya anak penyu/tukik akan berkelana, mula- mula di perairan dangkal dan kemudian ke laut bebas hingga tidak di ketahui lagi tempatnya. Para ahli menyebut sebagai  Tahun Yang Hilang ( The lost Year ) sampai dewasa kelamin dimana penyu akan datang lagi ke pantai peneluran.

Jika kita perhatikan daur hidup penyu di atas maka terlihat bahwa penyu betina akan naik ke darat selama 1-2 jam untuk bertelur, selebihnya hidup penyu dihabiskan di laut. Hidup penyu di darat tidak lebih dari 1 % dari hidupnya namun sangat menentukan bagi perbaikan populasinya di dunia. Oleh karena upaya perlindungan dan pelestarian habitat penyu merupakan upaya konservasi yang sangat berharga bagi keleastarian populasi penyu di dunia.

Oleh : Gusta Fitria Adi, S.Hut

1 komentar:

  1. mau tau info nya dong, di bulan ap saja si penyu ini lebih dominan mendarat/bertelur nya?

    BalasHapus