Selamat Datang di Buletin Konservasi Kepala Burung (Bird's Head) Blog "sebuah Blog yang berisi artikel-artikel seputar konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dan merupakan media informasi, komunikasi, sosialisasi antar sesama rimbawan dalam menegakkan panji-panji Konservasi..."
Bagi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri/Rekan-Rekan Sekalian yang ingin menyampaikan artikelnya seputar Konservasi atau ingin ditampilkan pada Blog ini, dapat mengirim artikel tersebut ke Email Tim Redaksi Buletin : buletinkepalaburung@gmail.com atau ke Operator atas nama Dony Yansyah : dony.yansyah@gmail.com

Rabu, 07 September 2011

Cagar Alam Pegunungan Arfak (Edisi 9 2011)


Letak dan Luas
CA Pegunungan Arfak ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan No. 783/Kpts-II/1992 tanggal 11 Agustus 1992 seluas + 68.325,00 hektar. CA Pegunungan Arfak secara geografis membentang di Pulau Papua Bagian Kepala Burung pada koordinat 133°460’ – 134°150' E, 00' – 1°30’ S dengan ketinggian antara 15 meter hingga 2.900 meter di atas permukaan laut. Secara administrasi pemerintahan, CA Pegunungan Arfak termasuk dalam 8 (delapan) wilayah kecamatan atau distrik, yaitu Menyambouw, Membey, Hingk, Tanah Rubuh, Warmare, Manokwari Selatan, Ransiki dan Oransbari Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Menurut administrasi pengelolaan hutan, CA Pegunungan Arfak berada dalam wilayah kerja Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Bintuni Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II Manokwari BBKSDA Papua Barat.

Potensi Hayati
Berdasarkan ketinggiannya kawasan CA Pegunungan Arfak memiliki perwakilan tipe ekosistem yang cukup lengkap dengan tiga tipe ekosistem hutan yang utama yaitu, (1) Hutan hujan dataran rendah – lowland forest (<300 meter), (2) Hutan hujan kaki gunung – foothill forest (300-1.000 meter) dan (3) Hutan hujan lereng pegunungan – lower montane forest  (1.000 - 2.800 meter). Kawasan CA Pegunungan Arfak menjadi tempat koleksi biologi pertama di Papua yang dikembangkan oleh Peneliti Eropa Lesson, Beccari dan Albertis pada tahun 1824-1827 dan 1872-1875. Hasil survei FAO pada tahun 2005 menemukenali 2.770 jenis anggrek di CA Pegunungan Arfak dan mendapati jenis anggrek yang menarik dan paling indah yakni Flame Of Irian (Mucuna novaeguinea) yang berwarna khas merah merona hitam dan merupakan spesies yang langka di dunia dan hanya dapat ditemukan di CA Pegunungan Arfak. Berbagai jenis kupu-kupu sayap-burung (Ornithoptera spp.) yang menjadi buruan kolektor kupu-kupu internasional hidup di kawasan ini dengan populasi yang masih cukup tinggi ada 6 (enam) jenis. Kupu-kupu sayap-burung (Ornithoptera arfakensis, O. rohchildi) yang paling menarik perhatian para peneliti berkunjung ke CA Pegunungan Arfak, kini keberadaannya terancam kepunahan meskipun sudah ditangkarkan oleh masyarakat suku Arfak. Di dalam kawasan CA Pegunungan Arfak diperkirakan terdapat 110 spesies mamalia dengan 44 spesies yang telah tercatat, 320 spesies aves, dimana 5 (lima) diantaranya merupakan satwa endemik di Kawasan Pegunungan Arfak-Tambrauw seperti, Cendrawasih Arfak (Astrapia nigra), Parotia barat (Parotia sefilata), dan Namdur polos (Amblyornis inornatus).

Atraksi Wisata
Beberapa lembaga dan pengatur perjalanan, seperti Yayasan Paradisea di Manokwari, telah memasarkan sumber daya kawasan (burung pintar) dan budaya (‘rumah kaki seribu’ atau dalam bahasa lokal disebut Mod Aki Aksa atau Igkojei) sebagai eco-tourism. Rumah kaki seribu yang oleh suku Sough disebut Tumisen, terkenal dengan tahan lama dan kokoh, karena tiangnya banyak terbuat dari jenis kayu bua yang tidak mudah patah meskipun hanya berdiameter 5-10 sentimeter. Karena tiang yang dibutuhkan cukup banyak, rumah tradisional ini  disebut ‘rumah kaki seribu.


Aksesibilitas
CA Pegunungan ini dapat ditempuh dari kota Manokwari dengan kendaraan roda 4 dan dilanjutkan dengan berjalan kaki, baik melalui jalan di sisi Timur maupun Barat kawasan. Berbeda dengan sarana jalan di belahan Barat yang kurang baik, di belahan Timur kawasan dapat dicapai melalui jalan yang cukup bagus sampai Distrik Oransbari.
Isu-Isu Konservasi
Beberapa isu konservasi terkait dengan pengelolaan CA Pegunungan Arfak antara lain:

  1. Pemekaran Kabupaten Manokwari menjadi dua kabupaten.
  2. Keadaan pal-pal batas yang saat ini tidak dapat ditemukan pada bagian kawasan rawan perambahan.
  3.  Data potensi kawasan yang sangat terbatas.

Sumber
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang CA Pegunungan Arfak BBKSDA Papua Barat 2010

5 komentar:

  1. Yohanes Inyomusi, S.Hut17 November 2013 pukul 19.02

    Kami dari Forum Pemerhati Kehutanan Provinsi Papua Barat mengusulkan kepada BBKSDA Papua Barat agar Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak dirubah statusnya menjadi Taman Nasional karena sudah memenuhi kriteria untuk penunjukan kawasan tersebut.

    BalasHapus