Selamat Datang di Buletin Konservasi Kepala Burung (Bird's Head) Blog "sebuah Blog yang berisi artikel-artikel seputar konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dan merupakan media informasi, komunikasi, sosialisasi antar sesama rimbawan dalam menegakkan panji-panji Konservasi..."
Bagi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri/Rekan-Rekan Sekalian yang ingin menyampaikan artikelnya seputar Konservasi atau ingin ditampilkan pada Blog ini, dapat mengirim artikel tersebut ke Email Tim Redaksi Buletin : buletinkepalaburung@gmail.com atau ke Operator atas nama Dony Yansyah : dony.yansyah@gmail.com

Jumat, 24 Februari 2012

PENEMUAN PENYU BELIMBING (Dermochelys coreacea) DI KAIMANA-Edisi 10 2011

Penemuan Penyu Belimbing (Dermochelys coreacea) dalam kondisi mati di pesisir pantai Kaki Air Kecil di Kaimana Papua Barat, telah menguatkan dugaan kami tentang penyebab kematiannya. Ditambah lagi berdasarkan informasi sebelumnya yang diperoleh dari para nelayan atau masyarakat yang pernah melihat keberadaan penyu tersebut di Kaimana.  Penyu belimbing ini diduga mati karena keracunan makanan  karena ubur-ubur “pembunuh” (makanan alaminya adalah ubur-ubur) atau sampah plastik yang diduga ubur-ubur akibat sampah rumah tangga.  Jenis ubur-ubur yang ada di Kaimana terdiri dari berbagai jenis (belum ketahui jumlah yang pasti).  

Ada jenis ubur-ubur yang bukan saja membuat gatal, namun juga dapat menyebabkan kematian kepada manusia yang terkena ubur-ubur tersebut.   Ubur-ubur tersebut, biasanya oleh masyarakat disebut ubur-ubur biru.  Selain itu, kematiannya diduga disebabkan terdampar dikarang (terjebak karena pengaruh pasang surut air) dan tidak  mampu kembali ke laut (daerah tersebut berkarang).  Ada kemungkinan habitatnya selama ini di daerah tersebut puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu di sekitar Kaki Air Kecil.  Kondisi sekarang daerah tersebut telah terdapat pemukiman di sepanjang pantai, ditanggul (reklamasi pantai/perluasan daratan) dan adanya badan jalan serta berkurangnya pasir pantai.  Berkurangnya pasir ini, diduga karena pembangunan rumah, pembangunan dermaga, dan penggalian pasir di tempat lain yang berpengaruh terhadap ketersedian pasir di sekitar daerah tersebut.   

Penyu Belimbing yang ditemukan dalam kondisi mati pada hari Sabtu tanggal 11 Juni 2011 sekitar pukul 09.00 WIT, kemudian  diambil dan dikubur di sekitar pantai dermaga milik Conservation International Indonesia di Air Merah Kaimana sekitar pukul 11.45 WIT dengan disaksikan oleh Staf Seksi KSDA Kaimana, Staf Dinas Kelautan dan Perikanan, Staf Conservation International Indonesia Kaimana, serta masyarakat umum lainnya.  Adapun ukuran tubuh dari kepala sampai ekor dengan panjang 178 cm dan lebarnya 80 cm, panjang sirip depan 79 cm dan sirip belakang 40 cm, kerapas berbentuk belimbing dengan 5 jalur bahkan ada tambahan 2 lajur semu bagian pinggirnya dengan panjang 107 cm dan lebar 66 cm.  Warna tubuh meliputi kerapas atas, sirip, dan kepala berwarna hitam bertotol putih.  Kepala berbentuk seperti jenis-jenis burung betet.  Ada warna pink di kepala diduga karena mengalami kerusakan.  Dada Penyu Belimbing seperti di terlihat pada gambar.

Dengan ditemukannya 1 (satu) jenis Penyu Belimbing, maka di  Kaimana memiliki  3 (tiga) jenis penyu, yaitu Penyu Sisik, Penyu Hijau, dan Penyu Belimbing.  Penyu sisik yang ditemukan di Kaimana memiliki 2 ciri, yaitu: Penyu Sisik dan Penyu Sisik Semu.  Penyu Sisik Semu apakah mengalami perubahan atau evolusi? Hal ini masih perlu penelitian lebih lanjut berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki dan DNA.  Apakah masih ada jenis penyu lain lagi yang akan ditemukan di Kaimana ? Menginggat keanekaragaman hayatinya daerah ini cukup tinggi baik tumbuhan air dan pinggiran pantai maupun hewan air yang terkandung pada perairan laut dan perairan darat yang masih dipengaruhi pasang surut air laut ataukah karena terjebak oleh proses evolusi penaikan daratan (danau, sungai, kali, dan goa).

Oleh : Zeth Parinding, S.Hut., MP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar