Papua mempunyai tingkat kekhususan dan endemisme hewan yang tinggi, termasuk berbagai jenis ikan. Hal ini berdasarkan sejarah penelitian ikan-ikan air tawar Papua Indonesia - Papua New Guinea yang telah ditulis oleh Allen pada tahun 1991. Namun penelitian mengenai krustasea dan moluska air tawar di daratan Papua Indonesia terakhir dilakukan sekitar tahun 1958. Berkenaan dengan hal tersebut, sampai saat ini penelitian berbagai jenis hewan air tawar belum pernah dilakukan di daerah Teluk Arguni baik kekayaan jenis dan potensinya. Dengan survey awal tentang keanekaragaman hewan air tawar di Teluk Arguni yang diperoleh nantinya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan pengembangan daerah ini pada masa mendatang.
Survey telah dilaksanakan dari tanggal 31 Oktober sampai dengan 7 November 2010. Adapun kegiatan ekspedisi ini bertujuan: 1) Mengumpulkan data awal berbagai jenis hewan air tawar (ikan, udang, kepiting, keong dan kerang) di beberapa sungai dan danau, 2) Menambah kekayaan koleksi ilmiah Bidang Zoologi (dikenal secara internasional sebagai Museum Zoologicum Bogoriense), Pusat Penelitian Biologi LIPI.
Adapun tim ekspedisi tersebut, antara lain: Dr. Ir. Daisy Wowor, MSc bidang keahlian Krustasea, Dra. Renny K. Hadiaty bidang keahlian Ikan, Ir. Ristiyanti M. Marwoto, MSi bidang keahlian Molluska, Mulyadi teknisi LIPI, Drs. Sam Renyaan, MSc, bidang keahlian Ekologi Ikan Air Tawar dari UNCEN, Dr. Gerald R. Allen bidang keahlian Ikan Papua, Zeth Parinding, S.Hut MP dari Balai Besar KSDA Papua Barat, Roy Nimrod Tafre, S. Sos dari PEMDA Kaimana.
Metode Survey yang digunakan, adalah sebagai berikut:
1. Pengambilan contoh hewan air tawar dilakukan dengan menggunakan berbagai macam alat tangkap, seperti: electro fishing, berbagai macam jaring dan serok,
2. Pengamatan dan pencatatan tipe habitat,
3. Pelaksanaan survey dilakukan pada 20 lokasi di Distrik Arguni Atas dan Bawah Kabupaten Kaimana Propinsi Papua Barat, dan
4. Pengawetan hewan contoh dengan berbagai bahan pengawet (alokohol dan formalin).
Berdasarkan hasil tim ekspedisi, disimpulkan bahwa potensi daerah Kaimana memiliki:
1. Laboratorium alam: masih banyak jenis baru, yang belum teridentifikasi secara ilmiah/ilmu pengetahuan dan juga terdapat lingkungan/habitat yang unik dan berpotensi untuk jenis hewan air tawar lainya yang tidak ditemukan didaerah lain.
2. Lokasi pembiakan dan pembesaran: berbagai jenis hewan air ekonomis penting.
3. Tempat tinggal banyak jenis hewan air.
4. Wisata alam yang indah.
Hasil sementara dari pengelompokan Fish (ikan) ditemukan sebanyak 32 jenis, 17 famili, dan 7 ordo yang didominasi genus gobiidae dan eleotridae. Diduga ditemukan 7-9 jenis ikan baru. Jenis-jenis ikan yang ditemukan berpotensi sebagai ikan hias, ikan konsumsi, dan ikan yang menarik.
Pengelompokan crustacea (udang dan kepiting) ditemukan beberapa jenis dan diduga ada jenis baru, antara lain: Cherax sp, Macrobrachium sp, Sesarmidae 1, Sesarmidae 2, Scylla sp, dan lain-lain. Jenis-jenis krustacea ini, sebagian ditemukan pada daerah payau (antara air asin dan air tawar). Hal ini disebabkan teluk arguni masih dipengaruhi oleh pengaruh air pasang surut.
Pengelompokan mollusca (Kerang dan siput) ditemukan beberapa jenis dan diduga ada jenis baru, antara lain: micro snail ( 3 mm) dari Gusimawa dan Danau Siwiki, Hidrobiidae dari danau Urnusu, dan Ameriana dari Wasermetie. Habitat dan jenis kerang Thiara sp, Ellobium sp, dan lain-lain. Pengelompokan Mollusca, antara lain: keong atau siput (Gastropoda), kerang (Bivalvia), dan cumi-cumi atau gurita (Chepalopoda).
Penelitian yang dilakukan pada daerah distrik Arguni Bawah dan Atas belum mencakup keseluruhan wilayah, masih ter-spot pada daerah sungai dan danau yang masih mudah dijangkau, dan belum pada danau dan air terjun pada gua-gua pada gunung yang terjal dan perbukitan serta pegunungan. Hal ini diduga, masih menyimpan banyak jenis-jenis yang baru (endemis Papua atau bahkan jenis baru yang belum ditemukan di dunia). Oleh karena itu, maka di tahun-tahun mendatang perlu terus dilakukan penelitian lebih lanjut dan hasil yang diperoleh dapat digunakan bagi pembangunan sekarang ini dan masa mendatang. Akhirnya, bagi siapa saja yang tertantang untuk meneliti disarankan di Kabupaten Kaimana Propinsi Papua Barat, guna memperkaya keanekaragaman hayati kita.
Oleh : Zeth Parinding, S.Hut., MP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar