Selamat Datang di Buletin Konservasi Kepala Burung (Bird's Head) Blog "sebuah Blog yang berisi artikel-artikel seputar konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, dan merupakan media informasi, komunikasi, sosialisasi antar sesama rimbawan dalam menegakkan panji-panji Konservasi..."
Bagi Bapak/Ibu/Sdr/Sdri/Rekan-Rekan Sekalian yang ingin menyampaikan artikelnya seputar Konservasi atau ingin ditampilkan pada Blog ini, dapat mengirim artikel tersebut ke Email Tim Redaksi Buletin : buletinkepalaburung@gmail.com atau ke Operator atas nama Dony Yansyah : dony.yansyah@gmail.com

Selasa, 28 Desember 2010

REHABILITASI MANGROVE PANTAI BANTEMIN KAIMANA (Edisi 5 2010)


Dengan mengusung tema “Kemarin Kami Belajar, Sekarang Kami Menanam, Agar Esok Kami Masih Memiliki Bumi Yang Lestari” Kelompok pelajar SLTA se-Kaimana yang tergabung dalam Mangrove Community melakukan rehabilitasi mangrove pada bulan Januari 2010. Kelompok pelajar ini sadar bahwa mangrove memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan makluk hidup terutama manusia.  Mereka juga sadar bahwa aktivitas masyarakat di sepanjang pantai Kaimana seperti penambangan pasir dan pembuangan sampah yang kurang peduli lingkungan telah mempercepat kerusakan pantai dan menganggu kestabilan lingkungan. Mereka menyadari bahwa semua aktivitas tidak ramah lingkungan tersebut telah menlenyapkan ribuan hektar hutan mangrove di Kaimana, yang berdampak pada menurunnya ketersediaan ikan dan terganggunya kualitas dan kuantitas ekosistem pesisir. 

Dalam salah satu sambutannya, ketua panitia menyampaikan bahwa sekarang dunia sedang mengalami perubahan yang diakibatkan oleh pemanasan global. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah kerusakan dan hilangnya kawasan hutan termasuk hutan mangrove. Bagaimana kita mengambil andil/peran dalam mendinginkan atau meminimalisir perubahan tersebut? Tentunya dengan bertindak sebaik mungkin terhadap lingkungan dan sumber daya alam yang ada disekitar kita. Pesan tersebut, sangat sesuai dengan tema yang mereka usung dan kegiatan lapangan ”menanam mangrove”. 

Kegiatan kelompok pelajar Mangrove community yang berlangsung pada bulan Februari tersebut selain melibatkan pelajar SLTA se-Kaimana, juga melibatkan instansi terkait dan TNI/Polri. Pada kegiatan tersebut Seksi Konservasi Wilayah (SKW) IV Kaimana Bidang KSDA Wilayah II, Balai Besar KSDA Papua Barat juga ikut hadir melakukan penanaman bersama-sama dengan berbagai instansi terkait, Polri, dan Distrik Kaimana. Terlibatan instansi terkait dan TNI/Polri diharapkan dapat memberikan contoh/teladan yang baik bagi seluruh masyarakat sehingga kegiatan ini akan terus berkembang.

Ada yang menarik dari rehabilitasi mangrove di Kaimana tersebut, yaitu berkaitan dengan metode penanaman. Kurang lebih selama satu tahun sebelum acara puncak dimulai mereka telah mempelajari dan mempraktekan proses pembibitan tanaman mangrove. Kemudian ketika bibit mangrove telah siap mereka memobilitasi anggota dan masyarakat untuk melakukan penanam. Sesuai dengan kondisi pantai Kaimana, mereka melakukan penanaman dengan 3 (tiga) metode sebagai berikut :
  1. Penanaman tanaman mangrove dibelakang tiang kayu yang sudah dicor dengan semen; 
  2. Memasukan tanaman mangrove dalam bambu besar yang telah di lubangi kemudian bambunya di tanam sebagai media tanam dan tiang pancang; dan 
  3. Penanaman secara langsung tanpa perlakuan apapun tanpa penghalang dan ajir untuk ditanam.

Mangrove community adalah sebuah kelompok organisasi para pelajar SLTA yang sekretariatnya berada di SMU Negeri 1 Kaimana yang  peduli terhadap lingkungan.  Kelompok pelajar tersebut diajarkan bagaimana memahami pentingnya kesadaran terhadap lingkungan, apa akibat yang dapat timbul akibat dari kurangnya kesadaran akan pentingnya lingkungan terhadap kehidupan makluk hidup. 

Mungkin kegiatan ini sangat kecil pengaruhnya namun bila dilakukan secara terus menerus akan mampu memberikan dampak bagi kehidupan sekitar secara mikro yang lebih baik.  Sekecil apapun kegiatan tersebut, mereka telah berbuat untuk masa depan planet bumi dan generasi pewaris negeri yang lebih baik. Dan apabila kita tidak mendukung atau tidak berbuat atau bahkan malakukan pengrusakan terhadap sumber daya alam, maka berarti kita telah mewariskan kepada anak cucu kita malapetaka dan kesensaraan. Kita semua hidup di dunia ada amanat dari yang maha kuasa untuk saling mempedulikan dan memanfaatkan sumber daya secara arif dan bijaksana.

Oleh : Zeth Parinding, S.Hut, MP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar